Pelatihan LDKS (Latihan Dasar Kesiswaan) udah berlangsung 2 hari, tapi di hari ketiga ini Thiya enngak datang ke school. Hal itu membuat Zaena enggak punya teman bermain, “aku nggak bisa datang, kamu kan tau hujannya nggak berhenti-berhenti” kata Thiya lewat sebuah sms yang dibaca Zaena. Bosen dengan kesendiriannya, akhirnya Zaena mengajak Ihsan anak kelas VIII Al-Hannaniyah’s Junior High School untuk bercanda dengannya.
Malamnya, Tiara sahabat Zaena menelpon pacarnya yakni Syafi’I yang tiada lain adalah teman 1 kostnya Ihsan. Dalam pembicaraanyya, tanpa basa-basi Tiara bertanya pada Zaena yang ada didekatnya “kamu mau nggak pacaran ama Ihsan?”. Tanpa basa-basi pula Zaena hanya menjawab “Ya”. Jawaban yang sangat singkat, namun berarti.
Keesokan harinya Zaena curhat dengan Thiya dan Zahra pada waktu break time,
“What? Gimana mungkin? Tapi kan dia 2 tahun lebih muda dari loe! Loe kan kelas I Senior High School sedangkan Ihsan kelas II Junior High School, dia Junior dan loe Senior sob??!!”
“Emang sich?! Tapi lebih baik Ihsan kan daripada Dia!” balas Zaena sambil menunjuk kearah cowok yang duduk cukup jauh dari tempat duduknya. Cowok itu adalah Pian, mantannya yang baru putus sekitar satu minggu sebelum Zaena jadian dengan Ihsan.
“ Cieee… berarti loe pacaran ma brownies alias brondong manies donk.. eheem,,eheem.”
“Sebenarnya sich aku belum yakin ma Ihsan, kayaknya ini cuman cinta main-main dech!”
“Eh! Berarti besok loe punya temen buat diajak pacaran. Dan itu berarti…… kita berdua ditinggalin donk!”.
Hari minggu itu anak-anak Al-Hannaniyah School siap untuk memulai hacking. Di sepanjang perjalanan, dari mulai berangkat sampai pulang Zaena hanya bersama Ihsan, dia nggak pernah bersama sahabat-sahabatnya. Namun sahabat-sahabatnya mengerti dengan hal itu, mereka tidak mau menggagu keindahan hari itu.
Hubungan Zaena dan Ihsan sudah berjalan dua minggu, terdengar kabar bahwa Ihsan selingkuh dengan teman sekelasnya. Hal itu membuat Zaena begitu sedih, Ihsan yang setiap harinya selalu datang ke kelas Zaena kali ini melihat Zaena dengan wajah cemberut. Melihat hal itu Ihsan ingin tau apa sebenarnya yang membuat Zaena terlihat cemberut seperti itu, ia memberanikan diri bertanya pada Zaena. Mendengar jawaban Zaena, Ihsan langsung minta maaf pada Zaena, dia tidak bermaksud untuk selingkuh namun dia hanya mengirim sebuah sms pada teman sekelasnya itu. Ihsan terus-terusan minta maaf. Zaena yang begitu sensitive lalu menangis, Ihsan pun nggak sanggup melihat orang yang dicintainya menangis iapun ikut menitikkan air mata.
Sepulang sekolah, Thiya dan Zahra duduk menanti jemputan datang, kebetulan disana ada Ihsan. Thiya dan Zahra lalu mendekat dan berbicara dengannya
“Loe tega banget sich selingkuhin temen kita!”
“Aku tu nggak selingkuh…. Aku cuman sms-an satu kali ma Diana”
“Apa Loe beneran cinta ma Zaena?”.
“Bangeddd,, bahkan mungkin aku lebih menyayanginya dibandingkan ibuku sendiri”. Jawab Ihsan yang terlihat lesu dengan mata memerah.
“Oh my god, kamu nggak bo’ong kan…..?” tanya Thiya dengan Zahra bersamaan.
“Bagaimana mungkin aku berbohong, aku berani bersumpah kalo aku benar-benar mencintainya”.
Terlihat jelas dimata Ihsan kalo dia memang nggak bohong.
Setelah sampai rumah Thiya langsung menelpon Zaena, dan berusaha membujuk Zaena agar dia tidak memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Ihsan. Mendengar cerita Thiya, hati Zaena mulai luluh. Esok harinya Zaena pergi menemui Ihsan, saat bertemu Ihsan dia langsung minta maaf atas tuduhannya.
Siapa sangka dari cinta yang awalnya hanya cinta main-main itu bisa membuat mereka menjadi saling mengerti dan mengasihi satu sama lain.
Dan satu lagi cinta itu ga kenal usia. Semua orang bisa merasakan cinta, karena cinta itu bisa datang pada siapa saja, dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar